Ice Cream Freeze: diary

My New Years Resolutions for 2017

by Cindy Pricilla Muharara - Sunday, December 18, 2016

No komentar

Blog Update

by Cindy Pricilla Muharara - Sunday, December 18, 2016

No komentar

Re-Update!

by Cindy Pricilla Muharara - Sunday, July 10, 2016

No komentar

Resolusi 2015

by Cindy Pricilla Muharara - Friday, January 30, 2015

image source: here. edited by me.

If you can dream it, you can do it. -Walt Disney-

Ya, seperti apa yang Walt Disney katakan, jika kamu bisa memimpikannya, kamu bisa mendapatkannya. Tentu dengan action yang harus diwujudkan.

Saya mempunyai banyak mimpi. Banyak sekali. Saking banyaknya, kadang saya lupa apa saja mimpi saya itu. Lupa adalah salah satu sifat alamiah manusia. Maka dari itu, terciptalah suatu wadah untuk mencatatnya. Dalam hal ini, saya akan mencatat beberapa dalam post ini. Mimpi ini akan saya bagi menjadi 5 kategori; Cinta & Keluarga, Persahabatan, Diri, Keuangan, dan Prestasi.

Tapi sebelum itu, izinkan saya mencurahkan hati terlebih dulu.

Saya memang jarang menulis blog, karena--yah, saya tidak tahu apa yang mau saya tulis. Mungkin ada, tapi raga saya terlalu malas untuk menulisnya. Ditambah jadwal kuliah saya yang padat dan minimnya sinyal internet. Kamu bisa lihat sendiri di jumlah post saya di blog archive. Grafiknya menurun drastis, kan?

Namun, setelah saya membaca majalah Gogirl! edisi Januari 2015, tiba-tiba suara hati saya bermonolog. Saya ingin kembali rajin menulis di blog, seperti saat tahun 2010.

Niat saya itu dimulai dengan aksi mengubah template dan layout blog, tapi setelah saya utak-atik sedemikian rupa, saya memutuskan untuk kembali ke template awal. Karena saya merasa, template-template yang saya pilih itu bukan saya banget. Ya, merah muda adalah warna kesukaan saya. Simpel dan rapi adalah kesan yang ingin saya tampilkan di blog yang saya beri nama Ice Cream Feeze.

Selanjutnya, saya juga menghapus post yang menurut saya memalukan. Saya juga tidak habis pikir, kenapa saya bisa posting seperti itu? Oke, lupakan.

Kini saat mau mulai menulis, saya sempat berpikir untuk menulis dalam Bahasa Inggris di blog pribadi saya ini. Sebab saya ingin memperlancar Bahasa Inggris saya. Dan mungkin juga bisa menjaring lebih banyak pembaca di luar Indonesia. Tapi, lagi-lagi saya berubah pikiran.

Saya terlalu mencintai Bahasa Indonesia. Ada kenyamanan dan kehangatan tersendiri saat jari-jemari saya menari lincah di atas keyboard. Anggap saja saya ingin melestarikan Bahasa Indonesia. Dan dengan begini, saya juga melatih kemampuan menulis saya.

Oke, cukup.

Sekarang saya akan menulis mimpi, yang saya sebut resolusi di tahun 2015.

1. Cinta & Keluarga

- Lebih mencintai Allah SWT. Dibuktikan dengan shalat 5 waktu dan tepat waktu. Rajin shalat dhuha. Khatam Al-Quran 3x dalam setahun (saat ini saya sudah juz 27). Membayar utang puasa. Dan sebagainya yang berhubungan dengan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa.

- Beli kado buat Mama, Papa, dan adik saat mereka ulang tahun. Jujur, saya jarang memberi kado kepada mereka karena kebiasaan saya yang suka lupa tanggal dan jarang menabung. Tapi tahun ini, doakan saya bisa membeli atau bahkan membuat kado yang tepat untuk orang-orang kesayangan saya.

- Lebih menuruti apa kata orang tua, cepat tanggap jika disuruh.

- Jarang bertengkar dengan adik. Ya, itu memang susah. Hampir tiap hari saya berantem. Dan tiap hari itu pula kami berbaikan. Seringnya karena masalah sepele. Tidak pernah ada yang serius--dan jangan sampai.

2. Persahabatan

- Mempunyai waktu yang berkualitas bersama sahabat. Saya harap saya bisa berjumpa kembali dengan sahabat-sahabat saya dari SD sampai SMA di tahun ini. Pun saat kumpul tak ada yang sibuk berkelana di dunia maya. Pertemuan langsung itu lebih penting karena dibutuhkan usaha untuk menyatukan jadwal yang berbeda. Sayang, saya sudah lupa dengan teman-teman TK saya. Karena rumah saya yang dulu suka pindah-pindah.

- Menambah relasi dan memperluas lingkup pertemanan. Saya sangat suka berkenalan dengan orang baru. Mempelajari karakter orang yang berbeda-beda.

3. Diri

- Rajin olahraga dan merawat diri. Syukur-syukur berat badan bisa turun. Yang terpenting hidup sehat.

- Lebih peduli pada orang lain dan lingkungan sekitar.

- Berpikir sebelum berbicara dan bertindak.

- Tidak ceroboh. Selalu tepat waktu. Tidak menunda pekerjaan. Bersyukur. Sabar. Rajin. Semangat. Dewasa. Rajin menulis. Intinya menjadi orang yang lebih baik lagi.

4. Keuangan

- Rajin menabung. Saya harus bisa menyisihkan uang jajan saya minimal 50.000 setiap bulannya.

- Hemat. Belajar membedakan yang mana kebutuhan dan keinginan semata.

- Bisa menghasilkan uang sendiri. Mungkin di tahun ini saya bisa magang di suatu tempat, atau serius menulis dan menerbitkan buku lagi.

5. Prestasi

all image source: google. edited by me.

- Menjadi asisten praktikum di mata kuliah yang saya suka dan kuasai.

- Mempertahankan IPK 3,85. Syukur-syukur bisa naik lagi.

- Aktif di organisasi dan kepanitiaan. Organisasi saya saat ini di kampus yaitu AIESEC. Dan saya juga mengikuti komunitas Penyala Bogor.

- Rajin belajar Bahasa Belanda. Untuk sekarang otodidak dulu, semoga ada rezeki agar saya bisa kursus.

- Novel selanjutnya cepat selesai dan terbit.

Banyak, ya? Sebenarnya masih banyak lagi. Tapi biarlah saya hanya mengabadikannya di buku jurnal saya. Semoga resolusi tahun ini semuanya dapat tercapai. Semoga saya dan kamu yang membaca ini juga dapat meraih mimpi masing-masing.

Dan tak lupa, untuk selalu berbahagia dalam meniti setiap cita.

Selamat tahun baru,

-Cindy Pricilla-

No komentar

Random Things

by Cindy Pricilla Muharara - Wednesday, June 25, 2014

Hai.

Tiga huruf, satu kata untuk memulai cerita. Cerita berisi berbagai hal serampangan. Tentang apa saja. Segalanya yang sempat terlintas di pikiran.

Saya tahu dan mengakui bahwa akhir-akhir ini saya jarang sekali menulis. Entah itu melanjutkan draft novel, mengupdate blog, menulis cerita di Thumbstory, Wattpad, dan sebagainya. Saya terlalu asyik dengan social media lain, seperti Path, Instagram, Line, WhatsApp, Goodreads, atau sesekali meretaskan kurang dari 140 karakter ke dalam Twitter. Bahkan Facebook pun jarang dibuka, hanya sesekali melihat timeline. Menjadi pembaca bisu.

Kalau kau mencintai sesuatu, seharusnya kau berjuang untuk itu.

Bukankah begitu? Saya mencintai kegiatan menulis. I do love writing. Tetapi mengapa saya jarang melakukannya? Mengapa saya tidak sering menulis sesering saya membaca? Mengingat sudah 50 buku yang saya baca di tahun 2014 yang baru berjalan separuh ini.

Ketika jawaban "sibuk" menggema dalam kepala saya, mungkin benar, tapi bisa jadi salah. Sibuk itu hanya sebuah excuse.

Jika kau mencintai sesuatu, pasti kau akan menyempatkannya, sesibuk apapun itu.

Ya, saya tahu jawaban yang tepat untuk menggenapi pertanyaan itu adalah... Oke, saya harus mengakui ini...

... Malas.

Saya tahu, saya salah. Mudah terlena dan terdistraksi oleh hal lain. Mudah tergiur oleh ajakan teman-teman untuk hangout, menonton film, main game, atau hal lain. Kadang ketika semangat menulis saya menggebu-gebu, waktunya tidak tepat. Mungkin saat itu saya sedang dikejar oleh deadline tugas kuliah, atau harus belajar karena tengah ujian, demi menggapai IP sempurna. Atau malah sakit. Dan saya benci itu. Benci dengan tubuh saya yang lemah, mudah terserang penyakit panas.

Namun saat waktu libur tiba, dimulai lagi siklus malas itu. Bermain lagi, tidur, pura-pura melupakan draft tulisan yang kian usang karena lama tak disentuh. Semua ini bagai lingkaran setan.

Tapi kini saya sadar, tulisan tidak bisa selesai sendiri jika tidak ditulis. Novel baru tak akan terbit jika penulisnya malas menulis. Saya harus berjuang, tidak boleh berleha-leha lagi. Saya harus mulai menulis. Jangan tunggu waktu yang tepat, karena kita lah yang membuat waktu itu tepat.

Untuk itu, dalam post ini, saya ingin meminta maaf karena belum menyelesaikan draft novel kedua. Untuk yang sering bertanya, kapan novel kedua terbit, mohon bersabar. Untuk Pak Edi, CEO Diva Press yang memberiku ide dasar untuk naskah kedua ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas deadline yang terlambat. Izinkan saya untuk melanjutkan naskah yang sudah 3/4 ditulis ini.

Oke, saya tahu post ini sudah terlalu panjang. Maka, saya akhiri sampai di sini.

Sampai bertemu kembali.

Jangan pernah berhenti mengukir mimpi, dan cintailah apa yang kau milikki, karena jika terlambat mungkin segalanya akan pergi.

With love,

Cindy Pricilla.