Gula
Ada gula, ada semut.
Ah, peribahasa kuno itu.
Peribahasa yang memiliki arti 'jika ada sesuatu yang menarik, di situlah orang-orang akan berkerumun.'
Bagiku,
Kau ibarat gula.
Dan aku,
hanyalah seekor semut belaka.
Setiap jejak yang kau tinggalkan menyisakan kebahagiaan.
Setiap langkah yang kau singgahi menebarkan kesenangan.
Sampai manusia rela mengejarmu.
Mencapaimu.
Demi mengecap bahagia.
Mencicipi setangkup rasa.
Padahal tak banyak yang tahu,
bahwa kau juga bisa menularkan penyakit.
Diabetes.
Mereka menyebutnya seperti itu.
Sebab terlalu serakah menjejalkan kau ke dalam perut.
Itulah mengapa diciptakan sendok teh.
Untuk menakar kadarmu.
Agar terasa pas.
Tidak kurang, tidak lebih.
Tetapi cukup.
Kini tentang aku,
yang tak sanggup menahan bebanmu lebih dari satu butir.
Aku selalu membawamu satu di setiap waktu.
Tidak sekaligus banyak hingga bisa jadi kau terpelintir,
kemudian jatuh dari genggamanku.
Aku berani berjanji.
Bahwa tak akan menanggung lebih dari satu butir gula.
Aku berani berjanji.
Bahwa hanya kau yang akan kubawa.
Karena...
Kau adalah cinta.
Sedangkan aku,
Seorang manusia.
Yang menyukai rasa manis.
Dan,
Cinta itu manis.
Seperti,
...
Gula.
0 komentar